29 March 2009

Bangkok (Part 2): Hebatnya Bandara Suvarnabhumi


Terus terang, saya tidak menyangka bahwa Thailand memiliki bandara internasional yang begeitu hebat dan modern. Boleh saya katakan Bandara Suvarnabhumi yang berlokasi di pinggir kota metropolitan Bangkok setara dengan KLIa di Kuala Lumpur dan Changi di Singapura. Bagaimana tidak, dengan desain modern dan tingkat kenyamanan yang tinggi bandara ini memang pantas bergelar internasional karena beragam fasilitas dan kemudahan ada disana.

Ketika mendarat saja, bentaran karpet sepanajang jalan menuju immigrasi memberikan kemewahan dan kenyamanan bagi para pengunjunganya. Ini mencerminkan bahwa Bangkok adalah kota yang nyaman paling tidak bagi para pengunjung dengan transportasi publiknya seperti Skytrain dan MRT. Terasa sekali bahwa bandara ini memang sengaja dibangun bagi wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Bangkok.  Fasilitas taksi bagi pendatang juga terorganisir dengan baik. Tinggal beli tike mau kemana, langsung masuk taksi. Namun sayangnya sopir taksi tidak dapat berbahasa Inggris. Ia bahkan hanya menggunakan bahasa isyarat untuk meminta uang tol dari saya. Satu fasilitas lain yang tiak kami temui adalah MRT yang menghubungkan bandara dengan pusat kota Bangkok. So semua pengguna bandara harus dengan transportasi bus, taksi atau mobil pribadi.

Diluar dari kekurangan diatas, bandara Suvarnabhumi Bangkok tentunya jauh lebih hebat dari bandar SOETA kita di Jakarta yang masih nampak kumuh dan jauh dari kenyamanan bagi para pengguna bandara yang bepergian. Calo di mana-mana, taksi yang harus mengantri lama, dan kenyamanan di dalam bandara juga sangat jauh dari harapan. Apalagi kalo ke toiletnya. Sangat tidak terurus.

Bangkok (Part 1): Presenting in 4th World Teachers' Day in Thailand and 12th UNESCO APEID Conference


Mungkin inilah salah satu keuntungannya bekerja di agensi internasional yaitu bisa punya kesempatan bepergian ke luar negeri, tentunya dalam rangka perkerjaan. Kesempatan itu hadir sebenarnya tahun lalu dimana UNESCO Bangkok menggelar APEIN Conference yang ke 12 di Bangkok pada bulan Desember 2008. Namun, semua mungkin masih ingat ketika Bangkok dilanda krisis politk yang disertai dengan pendudukan bandara internasional mereka Suvarnabhumi Airport oleh para demonstran yang menuntut turunnya PM mereka saat itu Somchai Wongsawat dan akhirnya berhasil dan digantikan oleh Abhisit Vejjajiva. Pak Abhisit ini masih muda sekali yaitu berusia 44 tahun. Wah hebat ya... Alhasil, konfernesi tersebut di undur pada 24-26 Maret yang baru lalu dan berlokasi di IMPACT Mong Tung Thani, Dong Muang BAngkok, semacam JCC di Jakarta. 

Kesempatan berpartisipasi dalam Konferensi ini, 4th World Teachers' Day in Thailand and 12th UNESCO APEID Conference, memang karena saya dan rekan saya di kantor Mimy Santika akan mempresentasikan paper yang kam itulis dan diterima oleh panitia sebagai salah satu presenter dalam sesi konkuren disana. Paper yang bertema Indonesia's Innovative Teacher Training Program for Investing in the Future bertujuan membagikan pengalaman proyek DBE (Decentralized Basic Education) yang didanai USAID untuk peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Kami kebagian presentasi di hari terakhir pagi dan sudah siap dengan apa yang akan kami sampaikan. Secara kolaboratif, Mba Mimy dan saya mempresentasikan. Diawali dengan paparan program secara umum dengan penayangan 5 slide yang disapaikan mba Mimy, saya lanjutkan tentang presentasi inti dari program teacher training DBE. Ada 3 presenter pada sesi kami, dari UNESCO dan presenter lain dari Thailand yang memaparkan tentang pengalaman ICT for Education di Thailand. Ternyata, sambutan dan interest audience justru banyak kepada kami dengan hampir selulur komentar dan pertanyaan ditujukan kepada kami berdua. Saya pikir ini karena paper kami yang meyajikan program teacher training yang terakreditasi oleh universitas mitra dan pengalaman tentang school based management. Bahkan seorang peserta dari Kamboja berujar "You're presentation and the program is fantastic. We learn best from you." 

Kami tentu meraka sangat puas dan senang sekali karena perjalanan jauh menuju Bangkok telah memberikan pengalaman positif bagi para audience yang kebanyakan juga berasal dari negeri tetangga seperti Thailand, Kambodja, Malaysia, Brunai Darussalam serta negara-negar lain yang ternyata menghadapi tantangan serupa dalam usaha-usaha meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas guru. 

19 January 2009

Mengajar Kreatif, Mengajar Dengan Variasi Aktivitas dan Alat Bantu


Beberapa waktu lalu, saya melatih beberapa guru SD yang berlokasi di SDIT Dinamika Umat, Parung. Ada sekitar 16 orang guru dan kepala sekolah dari 4 sekolah dasar islam di sekitar Parung. Tema yang diangkat adalah mengajar kreatif. Dalam pelatihan tersebut mengajar kreatif adalah memahami hakikat pembelajaran aktif (PAKEM) dan prinsip-prinsip guru yang berorientasi pada PAKEM terebut dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru yang PAKEM:
  • Memiliki rencana pembelajaran
  • Memahami learning style anak yang berbeda
  • Menggunakan alat peraga yang efektif dalam pembelajaran
  • Memfasilitasi pembelajaran
  • Merangsang siswa berpikir kritis
  • Mengajak siswa belajar aktif
  • Membuat pembelajaran menyenangkan bagi siswa
  • Mengevaluasi siswa dan proses pembelajaran

Beberapa aktifitas dalam pelatihan adalah variasi dalam pembelajaran menggunakan model round robin:
  • Siswa bergabung dalam satu kelompok (4 orang)
  • Setiap siswa diberikan satu spidol warna berbeda dan kertas yang telah dituliskan permasalahannya.
  • Siswa hanya menuliskan satu jawaban/opini pada setiap lembar kerja
  • Siswa memberikan lembar kerja yg sudah dituliskan jawabannya kepada rekan sebelahnya,
  • dan seterusnya berputar sehingga masing-masing siswa harus berkontribusi pada setiap lember kerja dengan soal yang berbeda
  • Guru mengawasi dan memebrikan aba-aba mulai/selesai. Lama bisa 4-5 menit
Untuk model/variasi kegiatan pada level kelas bawah SD (kelas 1) menggunakan garis bilangan untuk membantu meng-konkritkan soal-soal matematika tambah kurang.
  • Buat kartu dengan bertuliskan angka 0 - 20 pada setiap kartu
  • Bawa siswa keluar kelas, letakkan setiap kartu pada lantai berbaris dari angka 0 - 20.
  • Berikan soal, misalnya 5 + 7 (siswa berdiri pada kartu 5. Tambah 7, artinya 5 langkah maju sebanyak 7 langkah. Posisi berhenti siswa akan pada angka 12 sebagai jawaban dari soal tsb)
  • Soal pengurangan, misalnya 15 - 8 (siswa berdiri pada angka 15. Kurang 8, artinya 8 langkah berjalan mundur sebanyak 8 langkah. Posisi berhenti siswa akan pada angka 7 sebagai jawaban dari soal tsb)
Selamat Mencoba!